Selasa, 06 Mei 2008

Akhirnya Kupahami

"Akhirnya aku memahami arti keberadaan di saat sore yang menguncup itu"

Sore ini, aku memilih merepih waktu di beranda rumah. Di atas sebuah kursi tua, aku duduk memanja. Agar tak bosan, kubawa segelas kopi. Dan, sesekali kuseruput seperti menyela larik gerimis hujan. Lalu satu-satu, kisah asmaraku selama di kota ini kembali kukais dalam pikiran. Kususun seperti cerita panjang dalam novel. Punya awal, juga akhir.

Namun
apa yang berarti dalam perjalanan ini, kecuali hanya kisah-kisah kegagalan. Aku teringat seorang senior. Waktu lalu, sebelum meninggalkan Makassar ke Jakarta, ia mengutarakan pendapat soal aku. Ia katakan, aku ini seperti anak panah. Sifatnya selalu melesat cepat, dan mampu menembus sasaran. Kalau dalam cinta, aku mampu meretakkan hati. Hehehe...,Waow! aku bukannya mau "terbang," saudara, malah rasanya mau kubenamkan saja kepalaku ke dalam tanah. "Wallahualambissawab!"

Bukan tak mau membenarkan. Tapi dalam perjalanan hidupku, apa yang diungkapkan itu, rasa-rasanya tak pernah aku alami. Malah sebaliknya, hatiku yang lebih sering diretakkan. Yah, aku pikir itu lebih tepat.


Tidak ada komentar: