Rabu, 02 Juli 2008

Teken Kontrak

Setelah setahun lebih mengabdi jadi stringer di RCTI, kini statusku berubah. Akhirnya, tepat pada hari Rabu, Tanggal 2 Juli 2008, aku resmi jadi salah satu kontributor Sun Televisi.

TV ini merupakan anak cabang televisi MNC Group. Tugasnya menyupali berita-berita dari kawasan timur ke tiga telivisi milik MNC Group di Jakarta, seperti RCTI, TPI dan Global TV.

Berlokasi di sekretariat Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Makassar, yang sekaligus menjadi kantor sementara Sun TV, aku dan beberapa rekan, sebagian diantaranya berasal dari daerah kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel), teken kontrak.

Tegang juga. Ada gusar dalam dada. Semacam kekhawatiran akan kapasitas, kemampuan pirbadi. Mumpunikah aku, melakoni pekerjaan ini. Kerjanya mobile mencari peristiwa, mengejar momen, berpikir keras mencari angle yang tepat, dan lain-lain.

Namun, pada akhirnya kusadari. Bahwa setidaknya, pekerjaanku meningkat dibanding sebelumnya. Dan, diantara para kontributor ini, saya termasuk termuda. Di bawah saya, ada Budi Yamin si pangeran Pasar Cidu. Usianya terpaut satu tahun setengah denganku. Selebihnya, adalah kalangan senior yang sudah beristri. Bahkan, mereka pada memiliki anak.

Bayangkan, bagi para senior saja, yang sudah memiliki usia terpaut jauh dari diriku, masih nekat menerima pekerjaan ini. Nah, bagaimana mungkin aku tidak.
Terlanjur beban sejarah kita pikul, dan profesi ini jalan bagiku untuk menapak jejak di negeri ini. Maka meminjam ungkapan salah seorang sastrawan Makassar, Muhari Wahyu Nurba, mari berjuang, kabarkan kebenaran pada setiap yang tak jelas berkata” …………..

Bunda, indoku tercinta, yang kusayangi setelah Allah SWT dan Nabi-Nya, enam tahun kuliah di Unhas, baru sebatas ini pekerjaan bisa kuraih. Ini takdir, namun bukan akhir dari perjalananku. Semoga doa-doamu tetap mengiringi………

1 komentar:

mata air mengatakan...

para penyair tua itu hanya bisa menepuk dada. Bercerita tentang masa lalu sembari terbatuk menahan kantuk. Kasihan, mereka tak sadar bahwa waktu tak lagi berpihak pada mereka. Ada yang sesumbar mampu bertahan seribu tahun lagi. Tak mengapa, bro. Kita yang muda menghormati yang tua. Bukankah hanya itu saja kan yang mereka butuhkan?