Minggu, 19 April 2009

Perjalanan

Nampaknya, hujan baru saja berlalu. Aroma tanah basah bercampur aroma laut, meruap menembus kaca mobil. Bau yang masih kukenal, khas pesisir. Perlahan, mobil yang kami tumpangi memasuki jantung kota. Rasa antuk mendera, namun aku mencoba menelisik suasana.Setahun telah lewat, kini aku kembali. Di kota ini, nyaris tak ada yang berubah. Seluruhnya masih sama, bangunan-bangunanya. Jalan, dan tiap sudut pasar sentral yang terletak dekat alun-alun kota.
Dulu, aku hadir di tempat ini tak lebih dari seorang pemuda minim pengetahuan, dengan frame primordial "tallu cappa", menilai diri sebagai lelaki pemberani, turunan perantau, penjelajah dan penakluk, yang acap diliputi rasa penasaran pada tiap jengkal tanah tak kukenal. Sungguh emosional. Tak puas menambat perahu di daratan ini, aku lalu melanjutkan perjalanan menuju tanah berikut. Begitu seterusnya...
Kini, tak lagi seperti itu. Aku berpikir, perjalanan tak semata meruahkan rasa emosional, tapi sebaliknya, mereduksi itu. Perjalanan hakekatnya proses mengenal diri dan memahami keterbatasan. Ke tanah mana lagi kaki dipijakkan? Tentu, sangat penting merenungkan serta menentukan arahnya. Juga memikirkan konsekuesinya.
Ada adigium mengatakan, kenalilah dirimu, maka niscaya kau akan mengenal "yang ada". Sungguh, tiap pijakan akan tergerus, fana, pupus oleh waktu hingga akhirnya kepadaNya-lah bermuara.
Kisah leluhurku mungkin heroik, bahkan juga romantik, seperti pula yang lainnya di tanah ini, karena itu aku bangga. Namun, itu tak mampu melebihi sejarah bangsa Mongol di belahan bumi sana, Gengis Khan hingga ke cucunya, menguasai seperdua dunia, dan berhasil mewarnai peradaban besar. Juga kisah-kisah leluhur orang Eropa, Tanah Arab dan beribu entitas manusia lainnya. Mereka bahkan pernah menguasai tanah tempat kita berpijak kini. Itu kenyataan.
***
Suasana kota ini, tak yang ada berubah. Di sini, senja tak pernah menghapus jejak, tapi pupus oleh bayangan gunung. Mungkin, itulah yang membuat temanku terhenyak. Ia akhirnya mengakhiri lajang, dan mengundangku menyaksikan riuh pestanya di kota ini, hehehe...





Tidak ada komentar: