Aku pikir, dalam seni siapa saja bisa mengapresiasikan apa yang dimiliki dalam bentuk karya apapun. Termasuk dalam puisi. Di satu sudut kota ini, aku belajar menulis;
Kutelisik wajah suram yang terkulai di antara remah kota ini
Mengais hidup dari kubangan
Gelimang keringatnya mengucur
Mengalir antara garis-garis usia
Di tubuh ringkih
Lalu serap, secarik kain kumal
Gancu itu menghujam, membunuh waktu
Memburai, mengubur senja dengan harap;
Esok, saat pagi masih remang
Hidup kita akan berlanjut
Memulung meski tenggelam
dibelantara kota
TPA Antang, 14 September 2008
Sabtu, 13 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar