Sabtu, 13 September 2008

PEMULUNG TPA

Aku pikir, dalam seni siapa saja bisa mengapresiasikan apa yang dimiliki dalam bentuk karya apapun. Termasuk dalam puisi. Di satu sudut kota ini, aku belajar menulis;

Kutelisik wajah suram yang terkulai di antara remah kota ini
Mengais hidup dari kubangan

Gelimang keringatnya mengucur
Mengalir antara garis-garis usia

Di tubuh ringkih
Lalu serap, secarik kain kumal

Gancu itu menghujam, membunuh waktu
Memburai, mengubur senja dengan harap;

Esok, saat pagi masih remang
Hidup kita akan berlanjut
Memulung meski tenggelam
dibelantara kota

TPA Antang, 14 September 2008

Tidak ada komentar: