Rabu, 29 Oktober 2008

Suara Suling Jerami

Hujan tengah rintik, pada sore redup ini Aku kembali meresapi suaramu. Tak henti seperti air hujan yang jatuh tak berjedah. Aku merasai seperti suling jerami yang ditiup gadis-gadis desa di tebing-tebing bukit saat panen. Suaranya, bertiup dibawa angin gunung ke ngarai pada pagi. Nadanya sendu, sejuk, basah oleh embun yang bergelantungan pada daun-daun pakis. Lalu, meresap pada setiap ubun-ubun lelaki desa di bawah lembah.

Tahukah, tiupan suling jerami itu adalah tanda, seiring musim panen gadis-gadis desa di atas bukit juga tlah bertumbuh dewasa. Karena itu, mereka meniup suling jerami yang dililit daun nyiur, agar suaranya dapat membelah belantara hutan bambu, hingga ke ngarai-ngarai. Penuh harap, semoga ada lelaki baik yang rela menyambangi rumahnya saat pesta panen digelar.

Tidak ada komentar: