Hujan tengah rintik, pada sore redup ini Aku kembali meresapi suaramu. Tak henti seperti air hujan yang jatuh tak berjedah. Aku merasai seperti suling jerami yang ditiup gadis-gadis desa di tebing-tebing bukit saat panen. Suaranya, bertiup dibawa angin gunung ke ngarai pada pagi. Nadanya sendu, sejuk, basah oleh embun yang bergelantungan pada daun-daun pakis. Lalu, meresap pada setiap ubun-ubun lelaki desa di bawah lembah.
Tahukah, tiupan suling jerami itu adalah tanda, seiring musim panen gadis-gadis desa di atas bukit juga tlah bertumbuh dewasa. Karena itu, mereka meniup suling jerami yang dililit daun nyiur, agar suaranya dapat membelah belantara hutan bambu, hingga ke ngarai-ngarai. Penuh harap, semoga ada lelaki baik yang rela menyambangi rumahnya saat pesta panen digelar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar